SmartSight: Inovasi Kacamata Pintar Mahasiswa UAD untuk Tunanetra
Yogyakarta – Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menghadirkan inovasi teknologi bermanfaat melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC). Tim dari Program Studi Pendidikan Vokasional Teknik Elektronika (PVTE) berkolaborasi dengan Program Studi Informatika mengembangkan SmartSight, kacamata pintar berbasis kamera dan sensor jarak yang dilengkapi algoritma YOLOv11 untuk membantu penyandang tunanetra beraktivitas dengan lebih aman dan mandiri.
Tim SmartSight beranggotakan Muhammad Fahrul Lufafi, Muhamad Ridwan Fauzi, Lathifah Shafa Maura, Filia Aqeela Wastiqoh (PVTE), dan Al Bani Abimanyu (Informatika), dengan bimbingan dosen Barry Nur Setyanto, M.Pd. SmartSight menggunakan Raspberry Pi 5 sebagai pengolah utama. Sistem ini mampu mengenali objek di sekitar pengguna dan memberikan peringatan berupa suara serta getaran saat mendeteksi halangan.
Menurut ketua tim Fahrul, ide SmartSight lahir dari keprihatinan terhadap keterbatasan mobilitas tunanetra. “Kami ingin menciptakan alat yang benar-benar bermanfaat di kehidupan nyata, bukan sekadar proyek akademik. Harapannya, SmartSight bisa menjadi pendamping yang membantu mereka beraktivitas lebih percaya diri,” ujarnya.

Uji Coba Kaca Mata SmartSight di SLB A YAKETUNIS
Sebagai bagian dari tahap pengujian, alat SmartSight telah diuji coba di SLB A Yaketunis Yogyakarta. Uji coba ini melibatkan penyandang tunanetra secara langsung untuk mengamati tingkat kenyamanan, respons sistem, dan akurasi deteksi halangan di lingkungan nyata. Hasil uji coba menunjukkan bahwa SmartSight mampu memberikan peringatan secara efektif melalui suara dan getaran, meskipun tim masih terus melakukan penyempurnaan agar sistem lebih stabil dalam berbagai kondisi pencahayaan.
Dalam proses pengembangan, tim juga mendapat bimbingan dari Prof. Ir. Anton Yhudana, S.T., M.T., Ph.D. dan Dr. Arif Rahman, S.Kom., M.T.
Dosen pendamping Barry Nur Setyanto menuturkan bahwa proyek ini tidak hanya memperkaya kemampuan teknis mahasiswa, tetapi juga menumbuhkan empati sosial. “Mahasiswa belajar bahwa teknologi harus menjawab kebutuhan nyata di masyarakat, bukan sekadar inovasi tanpa arah,” ungkapnya.
Melalui akun Instagram @smartsight.project, tim aktif membagikan proses dan hasil pengembangan alat. Inovasi SmartSight menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa UAD mampu menghadirkan solusi inklusif yang menggabungkan empati, teknologi, dan kemanusiaan. (def)